IKIP Siliwangi Bersama POLDA Jabar Selenggarakan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia

IKIP Siliwangi menyelenggarakan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia dengan tema “Wirausaha Literasi: Industri Kreatif”, Rabu (12/12).  Acara tersebut dibuka langsung oleh Rektor IKIP Siliwangi, Dr. H. Heris Hendriana, M.Pd. dan didampingi dengan para wakil rektor dan juga para kepala Bagian serta dosen di lingkungan IKIP Siliwangi. Rektor IKIP Siliwangi memaparkan mengenai pengertian dan nilai literasi tidak hanya sebatas mengenai kegiatan membaca. Literasi kini sudah menyangkut banyak hal, seperti literasi teknologi, literasi budaya, dan literasi keuangan. Pada pemaparan selanjutnya, beliau membahas mengenai sejarah perkembangan seminar nasional khususnya Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia yang sudah memasuki tahun keenam. Beliau pun sangat berterima kasih kepada seluruh pemateri yang dapat hadir dalam acara tersebut.

Seminar dimulai dengan pemateri pertama yaitu, Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. beliau memaparkan mengenai peluang usaha literasi di masa sekarang ini. Untuk menjadi seorang wirausaha literasi, seseorang harus berangkat dari hobi membaca. Dengan membaca, kemampuan seseorang akan terasah dan pengetahuan serta perbendaharaan kata akan semakin berkembang. Hal tersebut akan mendukung seseorang dalam mengembangkan wirausaha literasi.

Pemateri utama selanjutnya adalah pemaparan secara Panel antara Kombes Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, S.I.K.  dan AKBP Dr. Rusman, S.H.,M.H. dalam pemaparannya, beliau menyampaikan mengenai kecerdasan literasi dalam menyikapi berita hoals di media sosial. Beliau menyampaikan data jumlah pengguna handphone dan media sosial yang ada di Indonesia. Data menyebutkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia adalah pengguna media sosial yang aktif dan berperan serta dalam proses penyebaran informasi. Dalam pemaparannya, berita hoak muncul dilaterbelakangi 4 faktor yaitu ekonomi, ideologi, provokasi, dan lelucon.

Pemateri utama ketiga  adalah Bambang Trimansyah. Dalam paparannya, beliau menggugah mahasiswa untuk lebih rajin lagi membaca. Sumber bahan bacaan haruslah merupakan buku asli dan bukan bajakan atau hasil fotokopi. Lanjutnya, dunia penerbitan saat ini sudah merambah kepada era industri secara online.

Scroll to Top